Marilah Mengurangi Sampah

M Ridhuwan Fahrrozi
15113165 (3ka14)

“Buanglah sampah pada tempatnya !”, Kalimat ini merupakan kalimat sederhana yang sering kita temui di berbagai tempat. Namun nyatanya kalimat ini masih belum bisa menjadi pemecah masalah terhadap banyaknya sampah yang menumpuk saat ini. Hal ini bisa kita lihat di sekeliling kita, banyak sekali sampah sampah yang menumpuk disungai hingga dipinggir jalan jalan protokol yang mana kesadaran masyarakat belum ada untuk kebersihan lingkungan sehingga sampah sampah yang menumpuk akan merusakan pemandandangan dan juga membuat udara menjadi tercemar. Sampah yang menumpuk tadi sewaktu waktu juga dapat menimbulkan genangan air dikala hujan hingga banjir yang tingginya bisa sampai puluhan centimeter. Tentunya hal ini akan merugikan masyarakat dan juga pemerintah.
Sampah yang ada saat ini terus bertambah jumlahnya. Bahkan menurut beberapa ahli pengamat lingkungan mengatakan bahwa timbunan sampah akan semakin meningkat setiap harinya. Apalagi Indonesia terutama Jakarta merupakan kota yang masuk dalam kategori terpadat di dunia. Bayangkan saja, untuk wilayah Jakarta yang luasnya tidak seberapa ini, harus menampung 60% dari total jumlah penduduk yang ada di Indonesia Dengan banyak populasi manusia di Jakarta, maka kita tidak dapat membayangankan kerusakan kerusakan apa saja yang akan dibuat oleh penduduknya sendiri.
Jumlah sampah yang terus meningkat ini apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat terutama kesehatan kita. Akan ada banyak penyakit yang bermunculan akibat dari sampa sampah ini. Lalu bagaimana cara kita menanggulanginya ?
Untuk menanggulangi masalah ini, haruslan dimulai dari kesadaran diri kita sendiri. Tidak ada salahnya bagi kita untuk membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Sebagai contoh, apabila kita makan permen, lalu disekitar tempat kita berada tidak ada tempat sampahnya. Usahakan agar menyimpan bungkus permen tersebut di dalam kantong baju atau celana.Karena sampah bungkus permen tadi juga dapat menyebabkan banjir yang bisa merugikan banyak orang. Karena bungkus permen kecil tadi juga ikut berperan  menyumbat drainase drainase yang ada disekitarnya, jangan lagi pernah menyepelekan bungkus permen kecil.
Kalau kita telah sukses membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, alangkah baiknya bila kita juga ikut mengingatkan orang orang yang berada disekitar kita untuk tidak membuang sampah sembarang. Sebagai contoh, sewaktu pagi saat dalam perjalanan menuju kampus, saya melihat seorang ibu yang sambil membawa motor dia membuang sampah dari rumah tangganya dengan ukuran kantong yang cukup besar ke saluran air terbuka dipinggir sebuah jalan, tidak lama berselang ia membuang sampah itu ibu tadi dihampiri dengan motor oleh seorang petugas dari dinas kebersihan yang kebetulan melihatnya saat membuang sampah disaluran air terbuka tadi. Lalu ibu itu disuruh menepikan motor, dan ibu itu serta petugas tadi terlibat sedikit percakapan yang akhirnya ibu tersebut disuruh kembali ketempat ia membuang sampah, lalu kembali memungut sampah yang telah ia buang ke saluran air. Menurut saya tindakan yang diambil oleh petugas dari dinas kebersihan tadi patut untuk kita contoh.
Sampah yang dibuang sembarang sudah cukup banyak jumlah nya dikota kota besar, perlu ditekan volumenya, beberapa cara yang dapat kita mulai untuk ikut berperan menekan volume sampah adalah, pertama buanglah sampah pada tempatnya dimanapun kita berada, baik disekolah, di tempat rekreasi, di rumahsakit, di taman, maupun ditempat tempat umum. Jika kita tidak menemukan tempat sampah, janganlah mencoba untuk membuangnnya semabrangan, karena pada nantinya dapat menjadi suatu kebiasaan. Lebih baik menyimapannya hingga menemukan tempat sampah.
Selanjutnya, pilihlah sampah berdasarkan jenisnya. Pisahkan mereka ke dalam tiga jenis sampah yaitu sampah organik, anorganik dan sampah kimia supaya bisa memudahkan kita untuk mengelolanya. Sampah sampah yang bisa didaur ulang bisa kita manfaatkan kembali. Sedangkan sampah yang tidak bisa didaur ulang bisa dimusnahkan.
Terakhir, kurangilah pemakaian plastik atau pembelian barang barang berbahan plastik. Menghindari plastik dapat mengurangi volume sampah karena sampah plastik tidak bisa diurai secara cepat. Butuh waktu puluhan tahun agar plastik plastik tersebut dapat terurai. Selain itu, proses pembuatan plastik dapat menghasilkan asap dan polusi udara yang tinggi. Oleh sebab itu, dengan mengurangi penggunaan plastik maka kita juga bisa mencegah polusi udara.
Apabila sampah sampah telah berkurang, maka tentu saja lingkungan menjadi bersih dan sehat. Oleh karena itu, marilah kita melakukan cara cara diatas untuk mengatasi permasalahan permasalahan sampah yang sudah sangat memprihatinkan ini. 


Komentar