Menikmati
Negri Keraton Sultan
Gambar 1.1 Peta D.I Yogyakarta
Sekitar awal bulan
September lalu, tepatnya pada saat liburan kenaikan Semester 6, tanggal 8
September 2015, saya dan teman memutuskan untuk melakukan perjalanan ke
Yogyakarta. Disaat kampus lain sudah mulai melakukan aktivitas perkuliahan saya
baru mendapat libur dari pihak Universitas, yasudah saya syukuri sekali
akhirnya bisa melakukan rehat otak sejenak. Setelah berdiskusi, akhirnya kami
berdua memutuskan untuk melakukan perjalanan awal dari Depok menuju Jogja
menggunakan kereta api, karena ingin menikmati pemandangan disepanjang lintasan
kereta. Setelah melihat dan mempertimbang, akhirnya kami memesan tiket kereta
api eksekuti Taksaka Pagi via aplikasi android KAI Acces. Setelah membayar
tiket, malam harinya saya mulai memasukan barang barang yang dirasa perlu
disepanjang liburan nanti ke dalam tas. Tidak butuh koper kali ini, karena saya
menginspirasi para Backpacker saat
melakukan perjalanan ke daerah daerah tertentu menggunakan Tas Carrier ukuran
55 liter. Tak terlalu banyak pakaian yang saya bawa, hanya 7 helai baju dan
beberapa celana pendek dan celana jeans.
Gambar 1.2 Tas Carrier ukuran 50 liter
Keesekokan pagi sekitar pukul 07.00 WIB saya dan
teman bertemu di Stasiun Pondok Cina untuk naik commuterline tujuan Stasiun Gondangdia. Setengah jam kemudian
sampailah kami di Stasiun Gondangdia, lalu melanjutkan ke Stasiun Gambir menggunakan
ojek atau bajaj yang sudah tersedia di sekitar stasiun. Oiya, kalau kita ingin
ke Stasiun Gambir menggunakan commuterline,
haru berhenti di Stasiun sebelum atau sesudah Stasiun Gambirnya, karena
sudah ada peraturan baru kalau KRL tidak diperbolehkan lagi disana.
Pada saat itu saya dan teman memilih untuk
melanjutkan ke Stasiun Gambir menggunakan Bajaj BBG (Bahan Bakar Gas), dengan
tarif sekitar Rp. 15000. Bajaj ini tidak mengeluarkan banyak asap dan bunyinya
juga cenderung halus tidak seperti bajaj yang berwarna oren.
Sekitar 15 menit
perjalanan dari Stasiun Gondangdia menuju Stasiun Gambir kalau lalu lintas
sedang tidak padat. Setelah tiba di Stasiun Gambir kami mencetak tiket dimesin
yang telah disediakan oleh pihak KAI. Setelah tiket tercetak kami masih harus
menunggu 70menit, karena kereta Taksaka Pagi belum tiba di Stasiun Gambir.
Sembari menunggu saya sedikit berkeliling stasiun, karena ini kali pertama saya
naik kereta dari Stasiun Gambir, biasanya naik dari Pasar Senen. Saya lihat
stasiun ini cukup bersih dan fasilitas umum nya juga cukup, hanya saja tempat
duduk untuk menunggu para penumpang kurang memadai.
Gambar 1.3 Tiket KA Taksaka Pagi
Setelah lama menunggu, akhirnya kereta Taksaka Pagi
pun tiba di Stasiun Gambir, kami langsung naik. Di Stasiun Gambir ini tempat
kereta api berada diatas, beda dengan Stasiun Senen. Jadi kita harus naik lift untuk
keatas. Setibanya didalam saya mengamati di beberapa gerbong, dan rata rata
diisi oleh turis mancanegara. Selama diperjalanan saya tertidur pulas dengan
teman, dan terjaga setelah sampai Stasiun Kutoarjo, Purweorejo, Jawa Tengah. Kira kira 10 stasiun lagi kereta sampai di Stasiun
Yogyakarta.
Gambar 1.4 Pemandangan dari jendela kereta
Setelah puas mencuci mata saya kembali
melanjutkan tidur. Setelah pukul 16.40 WIB kereta tiba di Stasiun Tugu
Yogyakarta. Yang posisinya cukup strategis menurut saya, karena berjalanan
sedikit ke utara kita akan sampai di Malioboro. Ini bukan kali pertama saya ke
Yogyakarta, Dulu sempat kesini tapi hanyak 2 hari saja.
Gambar 1.5 Stasiun Tugu Jogja dikala senja
Lalu kami dijemput, karena kebetulan teman saya
mempunyai saudara yang bertempat tinggal di Sleman Utara. Setelah sampai
dirumahnya, saya pun mandi dan beristirahat baru besok rencana nya memulai
berjalan jalan.
Hari pertama di Jogja saya berencana ke daerah
Gunung Kidul untuk menapaki beberapa pantai yang masih jarang dikunjungi orang.
Jalan kesana kebanyakan menanjak. Bermodalkan GPS yang ada di Smartphone, lalu saya memutuskan untuk
ke Pantai Siung dan Sundak. Cukup jauh perjalanan kesana, kira 2jam menggunakan
motor. Namun selama di jalan mata saya dibuat terbelalak karena dari atas sini
kita bisa melihat kota Jogja.
Jalan disini rata rata
cukup besar dan aspalnya halus namun agak gersang mungkin karena sudah lama
tidak hujan. Setelah beberapa jam akhirnya kami sampai di pantai sundak. Untuk
masuk kesana kita dikenakan biaya Rp 15.000.
Gambar 1.6 Peta pantai di Gunung Kidul
Gambar 1.7 Pantai Sundak
Setelah puas, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai
Siung, tinggal lurus saja dari pantai Sundak tadi. Karena dipinggir daerah
Gunung Kidul ini merupakan daerah deretan pantai. Hanya 30 menit perjalanan
akhirnya sampai, disini juga pengunjung dikenai biaya Rp. 15.000. Disini juga
fasilitasnya cukup lengkap, dari mulai warung warung, toilet, tempat parkir
khusus motor maupun mobil dan juga musholla. Pantai Siung inilah yang menurut
saya bagus, karena viewnya lebih indah dan kita juga bisa melihat pantai ini
dari atas dengan naik ke bukit bukit.
Gambar 1.8 Pantai Siung dari atas bukit
Gambar 1.9 Pantai Siung
Testimoni dari beberapa
pengunjung :
- Andri, Catur Sleman : “Pantai pantai
disepanjang tepian gunung kidul ini indah, namun sayang sekali kurang tempat
sampah. Jadi para pengunjung membuang sampahnya sembarangan. Jadi merusak
pemandangan”
- Diana, Bantul : “Saya harap fasilitasnya
ditingkatkan lagi, seperti toilet dan kamar mandi.”
-
Ajul, Depok Sleman : “Jalan nya masih
ada beberapa yang berlubang, sewaktu waktu bisa membahayakan pengendara motor.
Saya harap dapat segera diperbaiki”
Komentar
Posting Komentar